Sistem Ekonomi Asia Tenggara

Akankah Agama Bertahan di Zaman AI?

15 April 2025

Akankah Agama Bertahan di Zaman AI?

Akankah agama bertahan di zaman kecerdasan buatan? Pertanyaan ini muncul seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, khususnya dalam bidang AI yang kini mampu meniru, bahkan menciptakan ulang ekspresi spiritual manusia. Dari chatbot yang bisa menjawab pertanyaan teologis, hingga algoritma yang menulis doa dan merancang ritual, peran agama tampak seolah mulai dibayang-bayangi oleh kemampuan mesin.

Namun, agama tidak sekadar sistem informasi. Ia adalah ruang batin, perjumpaan, dan makna. AI mungkin mampu meniru bentuk luar dari pengalaman religius, tetapi tidak bisa menggantikan kedalaman eksistensial yang hanya bisa dirasakan oleh manusia. Keimanan bukan sekadar hasil logika, tapi juga pengalaman, luka, harapan, dan haru.

Selama manusia masih bertanya tentang siapa dirinya, dari mana ia berasal, dan ke mana ia akan pergi setelah mati, maka agama akan tetap relevan. AI bisa membantu, bahkan memperluas jangkauan dakwah, tetapi bukan menjadi pusat spiritualitas itu sendiri. Dengan demikian, agama justru berpeluang menemukan bentuk baru—bukan untuk dikalahkan teknologi, melainkan untuk menghidupkan kembali pertanyaannya yang paling mendasar.

ENG EN ID ID